Jumat, 18 November 2011

Aku Bukan Pilihan Hati Mu

Malam minggu ini Puji merasa sedih dan gelisah. Ketika Puji nelfon pacarnya tak pernah diangkat. Smsnya pun juga tak pernah dibales. Hingga kerinduanya memuncak ketika setiap kali Puji nelfon tak pernah diangkat hingga berkali-kali. Lalu sesekali dia menatap foto besar pacarnya yang terpampang di sebelah kiri pintu kamarnya, walau dirinya tetap saja kangen dengan pacarnya, si Angga. Tapi sekarang dia tmbah gelisah dan jengkel ketika teringat dengan Renaldi yang sebentar lagi akan main ke rumahnya. Renaldi ini adalah salah satu temannya yang mencintai dirinya. Tak lama kemudian si Renaldi datang. Segera Puji ganti baju dengan gay kesukaannya kaos hitam, celana hitam. Sebenarnya dia nggak suka kalo Renaldi datang kerumahnya tapi karena dia juga kasihan dengan Renaldi yang datang jauh-jauh ke rumahnya.
Puji keluar kamar setelah dipanggil oleh orang tuannya. Kemudian menemui Renaldi yang telah menuggu lumayan lama sejak tadi.
“ Sebenarnya kamu mau ajak aku kemana?” tanya puji
“Ke tempat biasa............”
“Yaudah, langsung kesana aja nggak usah lama-lama di sini.”kata Puji dengan nyindir dan berharap Renaldi mengerti kalo dirinya nggak senang Renaldi di rumahnya.
Dia sempet diam dan menatap Puji begitu dalamnya hingga Puji merasa terganggu dengan tatapannya.
Segera Puji naik motor nya Renaldi. Dan renaldi langsung tancap gas menuju ke lapangana Mataram. Kebetulan di tempat itu ada pertunjukan teater yang menakjubkan. Yang merupakan acara perayaan hari jadi kota PAKALONGAN.
Sesampainya di tujuan, Renaldi memarkirkan motornya, kemudian duduk-duduk di trotoar yang tak begitu jauh dari panggung pertunjukan sehingga tampak terlihat jelas. Orang –orang telah memedati dari tadi. Mereka berdua sangat menukmati pertunjukan itu. Juga para penonton sangat menikmati pertunjukan itu, hingga tegang terbawa suasana pertunjukan teater itu. Sesekali Renaldi melihat rona wajah Puji yang terlihat jenuh, bosan dan cucek kepadanya.
“Puji. Apa kamu bosan melihat pertunjukan ini denganku.?” tanya Renaldi
“Nggak, aku Cuma terbawa suasana teater itu aja. Teater itu sungguh bagus dan menarik.” Kata Puji bohong. Padahal dia bosan dan nggak suka kalau deket-deket dengannya, hingga keinginannya untuk melihat teater itu terkikis sedikit demi sedikit hilang.
“Puji.....!!”
“Ya da pa....”
“Sebenarnya aku kesini tu mau ngomong sesuatu sama kamu. Aku ingin nagih janji kamu.”
“Janji apa........?”
“Janji kalo kamu mau ngasih jawaban ke aku sekarang.”
Puji menghela nafas, berfikir saat mendengar pertanyaan dari Renaldi. Dia berfikir, kalo dia nerimanya berarti dirinya telah menyianyiakan kepercayaan dari pacarnya. Tapi kalo dia nolak Renaldi, juga merasa khawatir nantinya Renaldi akan kecewa dan putus asa, karena ini merupakan kesekian kalinya Renaldi menyatakan cinta kepada Puji. Puji betul-betul dilema saat itu, dia bingung apa yang harus dilakukannya malam itu.
“Puj kenapa kamu diam...? apa ada yang salah dengan pertanyaanku ini ?” tanya Renaldi yang tak sabar menunggu jawaban dari Puji.
“Nggak kok. Maafkan aku kalo selama ini kamu telah menunggu moment ini,hingga aku tak menyadari itu. Tapi........”
“Tapi apa puj..!!” tanya Renaldi yang semaki penasaran
“Mungkin......mungkin Sekarang belum saatnya, belum saatnya aku ngasih jawaban ke kamu. Aku harus pikir-pikir dulu.” Kata Puji terbata-bata dan semakin gugup ketika Renaldi terus-terusan menatap dirinya.
“Hal apalagi yang harus kamu pikirkan...!!?” Renaldi semakin emosi
“Banyak! Dan kamu tak perlu tau itu”
Hampir saja Puji meneteskan air mata, tapi dia cepat-cepat mengusapnya hingga Renaldi tak melihat kejadian itu. Renaldi menghela nafas hampir putus asa, tetapi dia yakin suatu saat Puji akan menerimanya menjadi pacar.
Malam semakin larut kemudian mengantarka Puji pulang ke rumah. Dengan harapan bahwa besok Puji aka menerimanya sebagai pacar. Dan harapan itu akan selalu ada, tetap semangat dan tak pernah putus asa.
***
Keesokan harinya Puji menceritakan semuanya kepada Riko, sahabat terbaiknya. Riko menjadi teman curhatnya. Puji menceritakan semuanya kepada Riko tentang Renaldi dan Angga. Puji betu-betul minta tolong pada Riko, dia butuh sekali pendapat Riko
“ Rik, sekarang aku aku bingung banget dengan semua ini. Kamu tahu sendiri kan kalo aku dah punya pacar, dan akau sayang banget sama dia. Tapi Renaldi juga nembak aku,dan aku tak tega jika aku harus menolakanya. Aku bener-bener bingung saat ini.”
Dua hari setelah pembicaraan itu , Renaldi mengajak Puji nongkrong di tempat biasa debgab harapa Puji akan nagsih jawaban saat itu juga. Di sana Puji tanpa basa-basi langsung maenyatakan kesediaannya untuk jadi pacar. Renaldi senang mendengar jawaban dari Puji, karena memang itu yang ditunggu-tunggu. Renaldi menikmati hari itu dengan indah. Akhirnya harapan itu bener-benar jadi kenyataan. Tapi Puji terlihat tak menikmati hari itu, terlihat rona wajahnya yang mengerut, bosan.
Dua minggu setelah jadian Renaldi dan Puji sering kalai jarang bareng. Tapi saat kemesraan itu terjalin, adacslah satu cewek yang beruasaha ndeketin Renaldi. Kedekatan itu membuat Puji cemburu. Tapai anehnya Renaldi tak pernah memikirkan apakah dengan kedekatan itu Puji akan cemburu. Apalagi Renaldi dan cewek itu terlihat begitu nyaman. Walaupun Puji tak begitu luar biasa sayangnya kepada Renaldi tapi kedekatan itu membuatnya cemburu yang tersimpan dalam hatinya. Atas kejadian itu Puji mencurahkan isi hatinya kepada teman terbaiknya, Riko. Pokoknya dia menceritakan kejadian semuanya terhadap Riko. Tapi Riko malah mengatakan
“ Tapi, kenapa kamu harus cemburu. Bukankah kamu tak suka beneran dengan Renaldi.?”
“Nggak aku nggak suka ma dia, aku tetep suka ma pacarku. Tapi aku nggak suka ja ma cewek itu yang sok kecakepan dan sok manis.”
Saat itu juga Puji mengatakan rencana barunya ke Riko. Suatu saat dia akan putus dengan Renaldi hingga Renaldi akan merasa sakit hati dan menyesal. Riko hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, dalam hatinya dia berfikir kalo Puji terkesan mempermainkan Renaldi. Tapi Riko juga sadar itu haknya Puji. Dia tidak mau mencampuri urusan pribadi Puji terlalu jauh ke dalam yang penting dirinya sudah pernah membantunya.
***
Kini saatnya waktu yang tepat bagi Puji untuk putus dengan Renaldi. Apalagi akhir-akhir ini kalao dia jalan dengan Renaldi. Selain sekarang dia sudah punya alasan untuk mutusin Renaldi, juga karena dia merasa telah banyak dikecewakan olehnya. Untuk itu Puji mengajak Renaldi untuk ngobrol bareng di trotoar depan sekolah. Sambil nunggu teman-teman lainnya pulang. Tanpa basa basi Puji langsung mengutarakan isi hatinya sebenarnya
“Maaf Ren sekaranag kita harus putus, aku kecewa sama kamu. Aku bukan pilhan hatimu. Itu yang aku mau omongin sama kamu. Sekarang aku mau pulang,,,,,”
Renaldi yang mendengar itu langsung ngejar Puji ke parkiran yang akan segera pulang. Dia masih tak percaya harus putus dengan Puji, cewek yang dicintainya selama ini.”Apa salahku...?” Renaldi membujuk Puji agar teteap menjadi pacarnya tapi pengorbanannya sia-sia saja.
Puji pun berhasil lolos dari Renaldi, lalu tancap gas dan meninggalkan Renaldi yang kecewa sendirian. Renaldi teriak sekeras mungkin. Kecewa dan sedih atas kejadian ini. Dia berfikir dalam hati Mengapa begitu susahnya mendapatkan Hati puji tapi begitu mudah melepaskannya, teriakannya pun semakin keras saja. Hingga saking jengkelnya, dia langsung menendang motornya hingga jatuh dan lecet, menandakan hatinya sekarang sedang patah hati, kesel dan jengkel. Sedangkan Puji begitu puas atas kejadian ini.

Selesai

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons